Buat Aku (Sebuah renungan diri)


Wahai aku, apakah masih seperti dulu? Kini semakin dewasa, hendaknya pola pikirpun berubah. Sudah lama tinggal di dunia seharusnya semakin peka terhadap lingkungan.
 
Wahai aku, betapa luas dunia ini, terlalu indah bila hanya angan. Saudara seiman di seberang jalan masih saja di campakkan. Meringis perih berharap uluran tangan. Masih adakah manusia di dunia ini, bila tetap ada kerusakan? Bukankah aku semata diciptakan sebagai pemegang amanah di alam ini.
 
Wahai aku, betapa besar kasih sayang Allah kepada seluruh mahluk ciptaan-Nya. Tak sedikitpun yang terlewat ataupun tertinggal dalam pembagian rizki. Tak mungkin terbilang, tak mungkin terlukis, tak mungkin tertuliskan satu per satu secara detail meski samudra dijadikan tintanya. Aku, malulah pada diri sendiri bila masih tiada rasa peduli. Coba kali ini pandanglah alam ini. Ketuklah pintu rasa dan pintu fikir lalu masuklah kedalamnya dengan semangat dan wajah berseri. Benahi kembali segala peristiwa kepada kejadian berarti. Sia-sia jika mendatanginya tanpa ilmu, tanpa iman, tanpa persiapan dan kekokohan dalam diri. Rasailah indahnya dunia ini.
 
Wahai aku, bila kini telah berubah maka jangan pernah lupakan masa lampau agar tetap terjaga tak terperosok pada lubang serupa, ingatlah selalu masa itu bukan hanya manisnya saja. Masa yang terlewati adalah guru sejati. Suatu saat akan mengerti mengapa begitu panjang perjalanan ini, begitu banyak rintangan sehingga sewaktu-waktu membuat kepayahan dan tak berdaya. Yakinkanlah selalu bahwa setiap butir, setiap hembusan nafas yang dipadukan untuk berzikir kepada Allah akan dibalas dengan kebaikan berlipst ganda. Bersyukurlah bila dalam keadaan baik dan kembalilah jika terlampau jauh dari batas kemestian.
 
Wahai aku, kata-kata ini sengaja ditulis agar jiwa tetap terbina untuk menjaga diri serta mengarahkan saudara seiman di seberang jalan. Tetaplah berdiri kokoh di jalan yang penuh rahmat ini. Kebahagiaan selalu setia menungggu kehadiran setiap diri yang bersih di ahir nanti. Jangan pernah lari dari sekenario yang Maha Indah ini. SEMANGAT!

0 Response to "Buat Aku (Sebuah renungan diri)"

Post a Comment