Hati-hati terhadap Penggugur Pahala Puasa

Setiap yang berpuasa berharap lapar dan dahaga yang seharian telah diperjuangkan mendapatkan balasan pahala. Oleh karena itu semestinya bagi yang melaksanakan pasa mengetahui dan menghindari penyebab-penyebab gugurnya pahala puasa.

Karena memang penyebab gugurnya pahala puasa ini tidak bisa disadari karena sifatnya yang halus. Misalkan sekumpulan orang yang sedang asyik mengobrol terkadang ada saja ucapan yang menyebabkan gugurnya pahala puasa seperti membicarakan keburukan orang lain. Ini tidak mungkin disadari karena pasti saat berbincang yang semakin panas menyebabkan ucapan itu secara reflek diucapkan. Boleh jadi sebagai bahan lelucon agar prebincangan semakin seru.

Namun sayang sekali, para pendengarnya juga semakin nyaman dan betah. Malahan berdatangan teman yang lain untuk ikut berbincang. Entah karena penasaran ada keramaian dan banyak yang tertawa sehingga mereka tertarik untuk ikut bergabung dalam kerumunan itu.

Ketika mereka mengucapkan hinaan terhadap orang lain dan mereka senang terhadap yang dilakukan mereka dan terdengar oleh orang yang dibicarakan maka pastilah orang ini akan merasa terpukul dan boleh jadi akan membalasnya dengan ucapan kotor. Ucapan-ucapan yang tidak semestinya disampaikan terlontar juga.

Selain itu dalam kerumunan tersebut agar perbincangan tetap bertahan maka muncul pula bualan-bualan yang jauh dari fakta. Demi menyebabkan orang di sekitarnya tertawa, kebohongan pun dia lakukan. Mencari sensasi dan ingin terkenal.

Puasa ramadhan pahalanya beguguran
Dari Abu Hurairah RA. berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan perbuatan dusta, niscaya Allah tidak memerlukan usaha dirinya dalam meninggalkan makanan dan minumannya (shaum).” (HR. Bukhari no. 1903, Abu Daud no. 2015, Tirmidzi no. 641, Ibnu Majah no. 1689, dan Ahmad no. 9529)

Dari masalah tersebut dapat diketahui penyebab gugurnya pahala puasa, yaitu berbohong, membicarakan keburukan orang lain, marah, dan sumah serapah (cacian dan makian)


Istri yang durhaka terhadap suaminya juga menjadi penyebab gugurnya pahala puasa. Hal ini sesuai hadits:
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Ada tiga golongan manusia, shalat mereka tidak melampaui telinga mereka; budak yang kabur dari majikannya sampai dia kembali, seorang isteri yang melewati malam hari dalam keadaan suaminya murka kepadanya, seorang imam bagi sekelompok kaum padahal mereka membencinya”. (Shahîh Sunan at-Tirmidzi no: 360)

Maka berhati-hatilah bagi para istri. Semoga kalian dapat menjaga kehormatan diri dan keluarga dengan sebaik-baiknya.

Durhaka kepada kedua orang tua pun menjadi penyebab gugurnya pahala puasa.
Ada tiga golongan manusia yang Allâh tidak akan menerima dari mereka amalan wajib (fardhu), dan tidak pula amalan sunnat (nafilah) mereka pada hari Kiamat kelak; seorang yang durhaka kepada orang tuanya, seorang yang menyebut-nyebut sedekah pemberiannya, dan seorang yang mendustakan takdir. (Lihat Shahîh al-Jâmi` ash-Shaghîr no: 3065 )

Berbuat maksiat dan meninggalkan kewajiban juga dapat menggugurkan pahala puasa.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh aku mengetahui banyak di kalangan umatku yang akan datang pada hari Kiamat nanti dengan berbekal kebaikan sebanyak gunung-gunung Tihâmah, namun Allâh menjadikannya bagaikan debu yang beterbangan”. Tsauban bertanya, “Wahai Rasûlullâh,, tunjukkan kepada kami sifat mereka"! Jelaskan kepada kami siapa mereka, agar kami tidak menjadi seperti mereka tanpa kami sadari”. Lantas Rasûlullâh menjawab, “Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian, dari jenis kalian, mereka melakukan shalat tahajud sebagaimana yang kalian lakukan, namun mereka adalah orang-orang yang apabila berada dalam kesendirian, mereka melanggar batasan keharaman-keharaman Allâh (berbuat maksiat, red) [Shahîh Sunan Ibnu Majah no: 4245 ].


Sabda beliau dalam hadits Shahih:



"Barangsiapa mendatangi peramal atau dukun dan mempercayai ucapannya, maka sungguh dia telah kufur terhadap (syariat) yang diturunkan kepada Muhammad." (Lihat Shahîh al-Jâmi` ash-Shaghîr no: 5939 )

Begitu juga bagi yang meninggalkan shalat wajib, suka khamer, tidak menjaga penglihatan dan sebagainya yang berlawanan dengan perintah agama maka itu dapat menjadi penyebab bergugurannya pahala puasa.

Istilah "ngabuburit" setiap Ramadhan pasti sering dilakukan. Menunggu datangnya maghrib dengan nongkrong di pinggir jalan atau jalan-jalan untuk melihat-lihat. Ada saja dorongan nafsu untuk melihat yang haram dilihat. Itu harus dihindari agar pahala puasa tidak berguguran.

Ngabuburit juga muda-mudi membawa pasangannya yang berstatus pacaran. Bergandengan tangan di sepanjang jalan sambil foto-foto dan aktivitas lainnya yang dilarang. Pacaran saja sudah haram karena ini jalan untuk brmaksiat. Apalagi saling pandang dan berpegangan tangan. Sungguh inilah penyebab bergugurannya pahala puasa.

Pertanyaan saya. Masih inginkah kalian mendapatkan pahala puasa?

Jika masih ingin mendapat pahala puasa maka hindarilah penyebab gugurnya pahala puasa.

Allahu a'lam...

0 Response to "Hati-hati terhadap Penggugur Pahala Puasa"

Post a Comment