Mereka Menanti Kita

Dr. Abdurrahman Sumaith–seorang Da’i dari Kuwait –pernah merasa sedih hingga menteskan air mata. Penyebabnya adalah suatu ketika beliau pergi ke satu daerah di pedalaman Afrika. Alhamdulillah banyak penduduk di sana yang masuk Islam dan hidayah Allah dengan sebab  beliau.

Setelah masuk Islam, para mualaf ini lantas menangisi orang tua mereka yang telah wafat dalam keadaan memeluk agama selain Islam. Mereka berkata, “Kemanakah kalian wahai kaum Muslimin? Mengapa kalian datang terlambat? Kemana kalian selama ini?” Kata-kata ini membuat beliau menangis lantaran menyesali keterlambatan dakwah beliau di desa itu. Beliau merasa bertanggung jawab atas mereka yang wafat dalam kondisi kufur. (dari buku "Jangan putus asa " oleh Dr. Salwa al-Udhaidan)

Dr. Abdurrahman Sumaith adalah seorang dokter lulusan Universitas Baghdad. Beliau menyelesaikan Magister di Liverpool Inggris, kemudian melanjutkan program Doktoral di Kanada. Beliau meninggalkan pekerjaan sebagai dokter internist (spesialis penyakit dalam) di rumah sakit di Kuwait, dan mewakafkan hidup beliau untuk dakwah di jalan Allah di benua Afrika. Berbagai rintangan dan tantangan dakwah beliau hadapi dengan penuh tawakkal kepada Allah. Sakit yang beliau derita tidak membuat beliau berhenti dari jalan dakwah. Beliau tetap bersemangat dalam berdakwah di Afrika meskipun kondisi fisik beliau tidak sehat.

Beliau mengidap penyakit kompilkasi diabetes, ginjal, tekanan darah tinggi, dan lainnya. Ancaman dan tantangan binatang buas atau gangguan dari manusia juga tidak menyurutkan semangat beliau dalam menyebarkan dan berdakwah mengajak manusia ke jalan Allah.

Selama dua puluh sembilan tahun dengan izin Allah, beliau berhasil mengislamkan sebelas juta (11.000.000) orang di benua Afrika. Beliau bersama rekan-rekan seperjuangan mendirikan lembaga Aun al-Mubasyir. Lembaga ini membangun dan mengelola 860 sekolah, 3 Universitas, 5500 Masjid, mengebor 11.000 sumur, mengkader 40.000 da’i dan guru, memberikan bea siswa, menyantuni janda dan anak yatim serta melakukan kegiatan sosial lainnya. Banyak dermawan yang bersimpati dan membantu perjuangan beliau.

Beliau pernah mendapatkan hadiah King Faishal Award karena pelayanan belau untuk umat, senilai lebih dari dua milyar rupiah. Seluruh uang hadiah yang beliau terima itu, beliau gunakan untuk kegiatan dakwah di Afrika. Bahkan istri beliau, ketika mendapatkan harta warisan yang begitu banyak dari keluarganya, menginfakkan seluruh harta warisan itu untuk kegiatan dakwah di Afrika. Istri beliau mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidup ia sudah merasa cukup dari apa yang sudah diberikan suaminya. Istri beliau ini pun sering ikut bersama suaminya keliling Afrika, masuk hutan, dan keluar hutan.

Pernah beberapa hari lamanya, mereka berdua hanya makan pisang untuk sarapan, makan siang dan makan malam. Mereka sering bermalam di kemah di tengah hutan. Mereka merasa bahagia meskipun bermalam tanpa AC, beratapkan langit dan beralaskan tikar. Puncak kebahagiaan mereka adalah menyaksikan orang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk masuk Islam. Istri Dr. Abdurrahman Sumaith ini hanya memiliki dua lembar gamis (abaya). Jika yang satu ia pakai maka yang satu lagi ia cuci.

Pada 8 Syawal 1434 H, bertepatan dengan 15 Agustus 2013, Dr. Abdurrahman Sumaith wafat dan dimakamkan pada hari Jumat di Kuwait. Semoga Allah menerima amal shalih beliau dan menajdikannya sebagai amal jariyah untuk beliau, serta mengampuni segala kesalahan beliau, dan memasukkan beliau ke dalam jannah al-Firdaus, Amin.

Mari kita berpikir dan merenung sejenak. Apa yang sudah kita siapkan untuk akhirat kita? Apakah kita telah memaksimalkan segala potensi dan kelebihan yang Allah karuniakan untuk berkhidmat dan berjuang membela agama Allah?

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻫَﻞْ ﺃَﺩُﻟُّﻜُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺗِﺠَﺎﺭَﺓٍ ﺗُﻨْﺠِﻴﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﻋَﺬَﺍﺏٍ ﺃَﻟِﻴﻢٍ ﺗُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﻭَﺗُﺠَﺎﻫِﺪُﻭﻥَ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑِﺄَﻣْﻮَﺍﻟِﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻧْﻔُﺴِﻜُﻢْ ﺫَﻟِﻜُﻢْ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻜُﻢْ ﺇِﻥْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ ﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮﺑَﻜُﻢْ ﻭَﻳُﺪْﺧِﻠْﻜُﻢْ
ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﺗَﺠْﺮِﻱ ﻣِﻦْ ﺗَﺤْﺘِﻬَﺎ ﺍﻸ‌ﻧْﻬَﺎﺭُ ﻭَﻣَﺴَﺎﻛِﻦَ ﻃَﻴِّﺒَﺔً ﻓِﻲ ﺟَﻨَّﺎﺕِ ﻋَﺪْﻥٍ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻔَﻮْﺯُ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢُ

"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar." (QS. Ash Shaff 10-12)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya,

“Sesungguhnya yang akan sampai kepada orang-orang yang beriman dari amal dan kebaikannya setelah ia wafat adalah imu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak shalih yang ia tinggalkan, mushaf al-Qur’an yang ia wakafkan, masjid yang ia bangun, rumah yang ia bangun untuk perantau, sungai (air) yang ia alirkan, sedekah yang ia keluarkan dari hartanya saat ia sehat dan masih hidup. (Pahala seluruh amal dan kebaikan itu akan sampai kepadanya setelah ia wafat.” (Hadits hasan Riwayat Ibnu Majah)

Semoga Allah memberkahi ilmu, dakwah dan diri serta keluarga kita. Semoga Allah memberkahi kehidupan kita, sehingga kita bisa memberikan manfaat bagi manusia. Semoga Allah mengumpulkan kita bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,  para Nabi Alaihimush Shalatu was Salam, para sahabat  radhiallahu anhum, para shiddiqin, para syuhada dan orang-orang shalih di Jannah al-Firdaus, Amin.

(15 Oktober 1947 – 15 Agustus 2013)

(Oleh: Ust Fariq Gasim Anuz)
Copas and  Posted by: 
BC WA Info Dakwah Islamic Center
+966556214044
                   &
WA Dakwah Majlis TaKlim Akhowat
+966508293088

0 Response to "Mereka Menanti Kita"

Post a Comment