Hujan Setelah Kemarau Panjang

Di nusantara di mana-mana kesusahan mendapatkan air bersih. Di daerah yang menjadi langganan banjir pun mengalami kekurangan air. Aliran sungai mengering. Sawah-sawah gagal panen. Kebun-kebun pepohonannya tak berdaun. Kebakaran hutan meluas yang asapnya dapat merenggut nyawa. Itulah yang terjadi ketika kemarau panjang itu terjadi.
Masyarakat mengeluh kepada siapa, menyalahkan siapa ketika hujan tak mau turun membasahi bumi. Mengeluh kepada manusia, menyalahkan manusia. Janganlah demikian. Mohonkan hujan kepada pengatur hujan. Jangan menyalahkan manusia karena hakikat manusia memang demikian. Hendaknya koreksi diri. Mungkin maksiat diri terhadap Allah penyebab tertahannya hujan.
Allah menyayangi hambaNya. Seberapapun hina seorang hamba, pintu taubat selalu terbuka. Ketika para hamba mensucikan diri kembali kepada jalan robnya, Allah ampuni mereka dan hujan adalah sesuatu yang mudah bagi Allah maka Allah menurunkannya ketika hamba-hamba mengakui kesalahan sehingga sucilah dari dosa, hujan pun turun untuknya.
Hujan setelah kemarau yang begitu panjang sebagai musim hujan yang sangat dirindukan. Para petani, peternak, dan lainnya ikut berbahagia karena bisa kembali memperoleh air dengan mudah. Namun janganlah lupa bersyukur agar airnya tidak menjadi air bah. Hujan turun karena doa orang shaleh yang tulus kepada Allah. Mungkin juga doa Anda penyebabnya. Namun yang pasti, Allah menahan hujan adalah agar kita mau kembali kepada Allah.
Bagaimana tidak? Lihatlah dan pikirkan masyarakat sekarang, apa kesenangan mereka? Apa mereka senang berdekatan dengan amalan yang mendekatkan diri kepada Allah ataukah kepada maksiat, menolak perintah Allah?
Namun tetap harus bersyukur. Allah masih membukakan hati kita. Semoga kita mampu beristiqomah di jalan Allah.

0 Response to "Hujan Setelah Kemarau Panjang"

Post a Comment