Dosa, sesuatu yang tidak diharapkan oleh manusia yang beragama. Ia menjadi masalah dalam kehidupan, ibarat bau yang mengganggu pernapasan. Perbuatan dosa efeknya bukan hanya bagi orang perorangan, melainkan bisa menyebar bahkan bisa menulari siapapun, kapanpun, dan dimanapun, sehingga dapat merebak kemana-mana tanpa batas.
Baca: Ketika Pahala Tercium Wanginya
Perbuatan dosa ini memang membuat betah pelakunya. Perbuatan dosa tersebut jika dibiarkan pada diri seseorang sekalipun teguh imannya maka lama kelamaan akan terjangkit juga. Maka dianjurkan bagi kita agar mampu memilih lingkungan, hijrah ke tempat yang bagus masyarakatnya. Hal ini sudah dicontohkan nabi. Beliau dan para sahabat memilih tempat yang kondusif, masyarakatnya ramah, dan haus terhadap ilmu. Nabi di terima di sana dan Islam berkembang hingga bisa membebaskan tanah airnya dari cengkraman orang jahiliyah.
Bila saja dosa itu kecium baunya tentu orang tidak sudi melakukan perbuatan dosa. Aibnya akan terbongkar seketika dan pelakunya akan merasa malu dan mungkin tidak ada lagi perbuatan dosa di muka bumi ini.
Walau tanpa bau, dosa yang sudah biasa maka dicabut rasa malu dari pelakunya. Lihat saja, pelaku pebuatan dosa masih bisa selfie di media-media. Mereka bangga dengan prestasi hitamnya. Merasa hebat dan orang lain dianggap pengecut karena dianggap hanya dia yang paling berani berbuat dosa.
Berbuat dosa menjadi sarana mempopulerkan diri sebab dengan berbuat dosa, semua media yang GILA akan berbondong-bondong meliputnya. Fans-fans pemujanya menjadi pembela, tidak terima pujaannya dihina.
Padahal pendosa itu mengotori dirinya sendiri, merusak namanya sendiri, menghinakan dirinya sendiri tetapi karena dosa baunya tidak tercium atau bahkan kecium sekalipun ia akan tetap berbuat karena rasa malunya sudah menghilang akibat hawa dan nafsu telah menguasainya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Ketika Dosa Tercium Baunya"
Post a Comment