Beginikah Rasanya Resign?

Nyari kerja biar bisa berpenghasilan tetap itu sudah jadi cita-cita bagi siapa saja yang sekolah, kursus, les, pelatihan, biar punya sertifikat dan melamar anak tetangga,, ups... ngelamar kerja biar punya penghasilan dan mudah buat melamar anak tetangga maksudnya.

Lagi sekolah ditanyain punya pacar apa belum. Diminta bawa si doi dikenalkan ke keluarga. Wajar saja selama sekolah ga konsen jadinya, galau terus. Orang tua lebih bangga kalau anaknya sudah punya pasangan, makanya mending nikah sekalian, jadinya masih kecil sudah mikirin nikah. So, kalau ingin anaknya fokus belajar ya jangan tanya macam-macam ya. Uang jajan saja masih minta.

Sudah disekolahkan biar mudah dapat kerjaan dan gajian tiap bulan. Susah payah bersaing supaya bisa diterima perusahaan. Gajinya kecil, mending keluar saja deh. Kalau gajinya gede pertahankan dan tingkatkan. Jangan lupa nabung buat modal usaha dan nikah.

Gak selamanya hidup terus menerus jadi pegawai, pasti ada proses regenerasi. Artinya pasti ada masanya harus diganti oleh tenaga baru yang lebih fresh.

Saya pun tidak ingin selamanya jadi karyawan. Makanya sekarang sedang persiapkan segalanya biar setelah pensiun sudah ada gantinya buat dapat penghasilan.
Beginikah Rasanya Resign?

Saya pasti resign suatu saat. Harus mau beri kesempatan kepada yang lebih muda karena memang harus ada pengkaderan sebab kita tidak tahu sampai berapa lama hidup di dunia.

Sekarang sedang merasakan hidup tidak jadi karyawan selama setengah bulan. Tahukah rasanya? Saya lebih dekat bersama keluarga, free sepanjang hari, setiap hari. Sampai saya tanya dalam hati, "Beginikah rasanya resign?"

Nyari kerja itu susah, memangnya enak resign? Orang-orang susah harus berjuang ngelamar kerja meninggalkan keluarga. Memangnya enak resign? Anak istri mau dikasih makan apa?

Semua itu harus dipikirkan. Maka dari itu perlu persiapan sejak sekarang karena tidak selamanya mendapat penghasilan harus jadi karyawan. Ada masanya pergantian oleh tenaga baru.

Persiapan itu penting. Jangan sampai setelah resign jadi nangis bombay. Ah... Mumpung ada kesempatan, diberi kesempatan, dapat kesempatan, baiknya dimanfaatkan. Karena resign itu pasti dan kesempatan tidak selalu ada sipakan dan gunakan sebaik mungkin, itu cara terbaik.

0 Response to "Beginikah Rasanya Resign?"

Post a Comment