Agar Kita Pantas Mendapatkan Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah impian setiap manusia. Bahagia kapanpun dan di manapun kita berada. Ia menjadikan hidup terasa indah. Semua yang sempit menjadi lega. Yang suram menjadi meriah.

Bahagia memang tidak mudah mendapatkannya. Ia terkadang
hanya fatamorgana. Memang bisa didapatkan dengan mudah walau dengan cara kotor pun siapa saja dapat meraihnya. Tetapi kebahagiaan yang didapat dengan cara yang tidak semestinya itu hanya akan berakibat petaka. Kebahagiaan yang diperolehnya bersifat sementara dan akan musnah selamanya.

Berbeda bagi yang menggapai kebahagiaan yang benar jalannya. Ia tidak akan membuat penyesalan. Ia adalah kepuasan sesungguhnya. Kebahagiaan yang diraih adalah kebahagiaan hakiki. Kebahagiaan ini tidak akan pernah sirna selamanya.

Kebahagiaan yang sementara hanya dimiliki orang-orang yang menyembah hawa nafsu yang buruk. Dia memang memenangkan kehendaknya tetapi sesungguhnya dia telah terkalahkan oleh hawa nafsu itu yang menjerumuskan kepada kebatilan. Semua kebahagiaan yang dimiliki sirna seketika ketika kebahagiaan itu dicabut kembali.

Kebahagiaan yang abadi hanyalah bagi para pemenang. Yaitu mereka yang telah berjuang melawan hawa nafsunya. Mereka tidak pernah berhenti dan tidak pula berputus asa meskipun melawan hawa nafsu bertentangan dengan keinginan. Tetapi mereka tetap melawan dan menanamkan serta memperkuat prinsip hidup bahwa kemenangan hanyalah milik orang-orang yang berada pada jalan yang benar, bukan orang-orang yang salah.

Sesungguhnya kita sebagai manusia bisa mendapat kerugian yang besar jika tidak dapat mengendalikan hawa nafsu. Karena hawa nafsu mengutamakan syahwat yang tidak diberi rahmat. Hawa nafsu ini akan mekakibatkan kerusakan baik bagi diri maupun orang lain. Sehingga nafsu ini dengan kata lain harus diikat dan dikendalikan semampunya agar tidak lepas dan bebas begitu saja menjajah diri.

Jika kita mampu mengendalikannya pastinya akan tumbuh rasa dan keinginan untuk berbuat baik. Semakin yakin bahwa kebenaran tidak akan sia-sia jika dikerjakan. Kebenaran ini akan membawa kita kepada kebaikan-kebaikan dan tidak akan pernah menyengsarakan.

Ketika istiqomah dalam kebenaran pastilah semakin bertumbuh kuat keimanan. Dia tak lagi dapat digoyahkan oleh keinginan yang tidak penting dan keinginan yang merugikan. Perkataannya senantiasa muncul yang berguna. Tidak ada lagi kata dusta, fitnah, sumpah dan serapah. Setiap perkataan dan perilakunya menunjukkan kemuliaan.

Bukan hanya itu, orang yang demikian pasti memuliakan orang lain. Tidak ada yang tersakiti sehingga dia banyak yang mencintai dan nyaman ketika di dekatnya. Kehadirannya senantiasa diharapkan dan tak ingin berpisah dengannya.

Coba perhatikan orang yang jauh dari kebenaran. Setiap langkahnya adalah keonaran. Dia senantiasa menolak kebenaran. Hawa nafsu menjadi tuhan. Segala nasehat tidak mempan. Maka ia pantas memperoleh kesempitan sepanjang kehidupan.

Pastilah kita mendambakan kebahagiaan sejati. Kebahagiaan yang tidak akan pernah berhenti. Kebahagiaan buah dari kebenaran. Hadirnya bukan karena kebetulan. Kehadirannya karena hasil dari perjuangan. Kebahagiaan ini adalah hak bagi mereka yang berkorban. Kebahagiaan ini adalah hadiah bagi mereka para pemenang.

Pantaskah kita dapatkan kebahagiaan jika kita masih tidak serius ingin memperolehnya? Kita semua pantas mendapatkan kebahagiaan itu. Maka semestinya kita berlomba-lomba meraih kebahagiaan itu dengan sungguh-sungguh agar kebahagiaan itu tetap menjadi milik kita. Maka marilah kita pantaskan diri untuk memdapatkan kebahagiaan yang sejati.

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”

0 Response to "Agar Kita Pantas Mendapatkan Kebahagiaan"

Post a Comment