Amalan-amalan di Bulan Rajab

Sering beredar pesan-pesan seperti ini. Atau Anda pernah mendapatkan SMS semacam ini? Tentunya ini akan memotivasi para pembacanya untuk lebih bersemangat beribadah di bulan Rajab. Mari kita lihat penjelasan selengkapnya...

1. Barang siapa puasa 1 hari di awal rajab akan dilebur dosany selama 3 thn.

2. Barangsiapa puasa tgl 2 bln rajab akan dilebur dosanya selama 2 thn.

3. Barangsiapa puasa tgl 3 rajab, maka akan dlebur dosanya selama 1 thn.

4. Barangsiapa yg berpuasa 5 hari maka doa'nya akan diQobulkan ALLAH TA'ALAA

5. Barangsiapa yg berpuasa 7 hari maka akan ditutup 7 Pintu Neraka

6. Barangsiapa yg berpuasa 8 hari maka dibukakan 8 Pintu Surga

7. Barangsiapa yg berpuasa 15 hari maka diampuni dosa2 yg lalu & mengganti Kejahatan dgn Kebaikan disisi ALLAH TA'ALAA

8. Barangsiapa yg berpuasa tgl 27 rajab maka Pahalanya seperti 5 Tahun berpuasa

9. Ar-Rojabu syahrullah, fil jannah (di dlm Surga) terdpt bengawan yg manisnya melebihi madu, dinginnya melebihi es & putihnya melebihi susu, bengawan it hanya diperuntukkan bg org2 yg puasa dan bnyk membc sholawat di bln rajab, dan yg puasa di hari kamis, jum'at, & sabtu berturut2 di bulan rajab, maka pahalanya (seperti) ibadah 700 (tujuh ratus) tahun.

# BACAAN2 DI BULAN RAJAB #

> Membaca: RobbighfirLi Warhamni Watub Alayya (70x tiap Pagi & Sore)

> tgl 1 s/d 10 Rajab
Membaca: SubhaanaLLahiL HayyiL Qoyyum (100x)

> tgl 11 s/d 20 Rajab
Membaca: SubhaanaLLahiL Ahadish'Shomad (100x)

> tgl 21 s/d 30 Rajab
Membaca: SubhaanaLLahir Rouuf (100x)

> Membaca Surat AL-IkhLas (11x)

Sabda RASULULLAH SAW:
"pd Malam MI'RAJ, Saya (SAW) melihat Sungai yg Air' lebih Manis dari Madu, lebih Sejuk dari Air Batu, lebih Harum dari Minyak Wangi & Saya (SAW) berkata kpd JIBRIL AS"

Wahai JIBRIL, untuk Siapakah Sungai ini..? maka JIBRIL AS menjawab: Sungai ini adalah untuk Umat-Mu yg b'Shalawat kepada-Mu d'Bulan RAJAB.

> NAWAITU SHAUMA RAJAB SUNATALILLAHI TA'ALAA
(Saya Niat Puasa Sunnah Rajab karena ALLAH TA'ALAA) sebarkan, (Barang siapa yg menyampaikan kebaikan, baginya pahala serupa,tanpa mengurangi ibadah orang yg mengerjakannya) Amin yarobbalamin.

» Barangsiapa mengingatkan orang lain tentang ini, maka seakan-akan ia beribadah selama 80 tahun.

Ternyata ketika ditelusuri, tidak ada hadits yang meriwayatkan hal di atas. Dengan kata lain hadits di atas adalah hadits palsu dan harus dijauhi.

Mari kita bahas lebih jauh lagi

Bulan Sya'ban merupakan bulan istimewa. Ia termasuk bulan haram. Sebagai salah satu nikmat nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang besar ketika kita masih diberi umur untuk hidup di dunia dalam rangka menambah bekal bertemu dengan-Nya hingga kita telah sampai pada bulan ini.

Telah beredar di masyarakat berbagai hadits yang menjelaskan keutamaan sholat sunnah dan puasa sunnah di bulan Rajab. Akan tetapi, ternyata berbagai hadits tersebut telah dihukumi para ulama sebagai hadits yang tidak benar. Hadits-hadits tersebut yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu tidak shahih. Bahkan, sebagiannya adalah hadits yang tergolong dalam deretan hadits palsu atau maudhu’.

Al Hafizh Ibnu Hajar Al ‘Asqolani Asy Syafi’i, seorang ulama besar dari madzhab Syafi’I yang memiliki karya-karyanya diakui oleh kaum muslimin, seperti kitab Bulughul Maram telah menyusun sebuah buku khusus terkait berbagai hadits tersebut dengan judul Tabyinul ‘Ujab. Di bawah ini kami sampaikan beberapa hadits tersebut disertai penjelasan cacat dalam setiap hadits insyaallah.

1. Hadits Sesungguhnya di surga ada sebuah sungai bernama Rajab yang airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Barangsiapa berpuasa sehari di bulan Rajab maka Allah akan memberinya minum dari sungai tersebut.

Al Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa dalam sanad hadits (mata rantai periwayatan hadits) ini ada beberapa periwayat yang majhul/tidak dikenal dan tidak diketahui kejujurannya. Para ulama ahli hadits bersepakat bahwa keadaan demikian menjadikan sebuah hadits dinilai dha’if/lemah.

Hadits ini datang dari jalan yang lain namun ternyata dalam sanadnya ada seorang pemalsu hadits bernama As Siqthy. Demikian penjelasan Ibnu Hajar.

2. Hadits bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam kalau mulai masuk bulan Rajab beliau berdoa Wahai Alah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.

Ibnu Hajar menjelaskan bahwa dalam sanad hadits ini ada seorang bernama Zaidah ibn Abir Raqad. Perawi ini sangat lemah sampai Imam Bukhari berkomentar tentangnya munkarul hadits yang artinya tidak halal meriwayatkan dari orang ini-dikarenakan saking lemahnya dia. Sebenarnya hadits ini juga datang dari jalan yang lain, namun sebagaimana hadits sebelumnya, di dalam sanad/jalan hadits ini ada pemalsu hadits yang sama yaitu As Siqthy.

3. Hadits bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidakah berpuasa setelah Ramadhan kecuali di bulan Sya’ban dan Rajab.

Hadits ini mungkar dan sangat lemah karena dalam sanadnya ada perawi bernama Yusuf ibn Athiyyah yang sangat lemah hafalannya.

4. Hadits Rajab adalah bulannya Allah, Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku.

Hadits ini adalah hadits palsu yang dipalsukan oleh seorang bernama Abu Bakr An Naqqasy.

5. Hadits Barangsiapa puasa sehari di bulan Rajab dengan iman dan mengharap pahala Allah maka berhak mendapat ridha Allah yang terbesar dan akan dimasukkan surga Firdaus. Barangsiapa puasa dua hari di bulan Rajab maka mendapat dua pahala dimana nilai tiap pahala seperti besarnya gunung di dunia. Barangsiapa puasa tiga hari di bulan Rajab maka akan dibuatkan parit antara dia dengan neraka dimana lebar parit itu sejauh perjalanan setahun. Barangsiapa puasa di bulan Rajab empat hari…

Demikian seterusnya disebutkan pahala dan keutamaan puasa di bulan Rajab sampai keutamaan puasa 15 hari di bulan tersebut.
Hadits ini juga palsu dan dipalsukan oleh pemalsu hadits yang sama pada hadits sebelumnya yaitu Abu Bakr An Naqqasy.

Hadits ini datang dari jalan yang lain dengan tambahan keutamaan sampai puasa 20 hari di bulan Rajab. Namun, jalan yang lain ini para perawinya banyak yang tidak dikenal oleh para ulama ahli hadits yang menjadikan hadits ini sangat lemah.

6. Hadits Bulan Rajab adalah pilihan Allah barangsiapa mengagungkan bulan Rajab maka dia telah mengagungkan perintah Allah dan Allah akan masukkan dia ke jannatunna’im…

Hadits ini juga palsu dipalsukan oleh seorang pemalsu hadits yang tekenal bernama Nuh Al Jami’.

7. Hadits Keutamaan Rajab dibanding bulan – bulan yang lain sebagaimana keutamaan Al Quran terhadap dzikir – dzikir lainnya dan keutamaan bulan Sya’ban dibanding bulan lainnya sebagaimana keutamaan Muhammad dibanding para nabi lainnya dan keutamaan bulan Ramadhan dibanding bulan lainnya adalah seperti keutamaan Allah atas seluruh hamba-Nya.

Hadits ini juga palsu dipalsukan oleh As Siqthy.

8. Hadits Barangsiapa memudahkan kesulitan saudaranya di bulan Rajab maka Allah akan bangunkan baginya istana di surga sejauh mata memandang. Muliakanlah bulan Rajab niscaya Allah akan beri kalian 1000 karomah.

Hadits ini juga palsu dipalsukan oleh As Siqthy pula.

9. Hadits Barangsiapa berpuasa satu hari di bulan Rajab dan dia sholat di hari tersebut empat raka’at dimana pada raka’at pertama membaca Ayat Kursi 100x dan di raka’at kedua membaca Al Ikhlas 100x maka dia tidak akan mati kecuali telah dinampakkan baginya tempatnya kelak di surga.

Ibnul Jauzy berkata bahwa ini adalah hadits palsu dan kebanyakan perawinya tidak dikenal..

10. Hadits keutamaan sholat pada malam ke-27 bulan Rajab dengan tatacara yang dirinci dalam hadits ini dan keutamaannya diampuni dosanya selama 60 tahun.

Hadits inipun kedudukannya tidak beda jauh dari hadits – hadits sebelumnya.

11. Hadits Sholat Raghaib yaitu sholat yang dilakukan pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab dengan tata cara tertentu. Hadits ini dinilai oleh para ulama seperti Ibnul Jauzy sebagai hadits palsu dengan dan pemalsunya adalah seorang bernama Ibnu Jahdhom.

Semuanya tidak ada yang shahih karena sebagiannya berderajat lemah dan sebagian yang lain berderajat palsu. Diantara para ulama yang menegaskan demikian adalah Al Hafizh Al Harawi, Al Hafizh Ibnu Hajar, dan Al Hafizh Ibnu Rajab.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-’Asqalani rahimahullah berkata: “Adapun hadits-hadits yang menyebutkan tentang keutamaan bulan Rajab, keutamaan berpuasa Rajab, atau keutamaan berpuasa beberapa hari pada bulan tersebut, maka terbagi menjadi dua: (1) hadits-haditsnya maudhu’ (palsu), dan (2) hadits-haditsnya dha’if (lemah)

Beliau juga berkata: “Tidak ada satu hadits shahih pun yang bisa dijadikan hujjah tentang keutamaan bulan Rajab, berpuasa Rajab, berpuasa di hari-hari tertentu bulan Rajab, maupun keutamaan shalat malam pada bulan tersebut.” [Tabyiinul ‘Ajab Fiimaa Warada Fii Fadhaa-ili Rajab]

Beredarnya berbagai hadits lemah dan palsu di tengah-tengah masyarakat memang sangat memprihatinkan dan berpengaruh buruk. Maka kami berharap agar kaum muslimin lebih selektif dalam menerima sebuah hadits dan dalam menyampaikannya. Jangan sampai kita masuk ke dalam ancaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang mutawatir (tidak diragukan lagi keshahihannya) “ Barangsiapa berdusta atas namaku apa- apa yang tidak kuucapkan maka hendaklah mempersiapkannya tempat duduknya di neraka.”

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menzhalimi (menganiaya) diri kalian dalam bulan yang empat itu.” [At-Taubah: 36]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa empat bulan haram tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim rahimahumallah dari shahabat Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu.

Dinamakan bulan haram karena kemuliaan dan kehormatan bulan tersebut melebihi bulan-bulan yang lain, sehingga pada bulan-bulan ini Allah haramkan peperangan, kecuali jika musuh (orang-orang kafir) yang lebih dahulu memulai penyerangan terhadap kaum muslimin.

Walaupun bulan Rajab merupakan salah satu dari bulan haram yang memiliki nilai kehormatan dan kemuliaan, namun umat Islam tidak disyari’atkan untuk mengkhususkan bulan tersebut dengan melakukan ibadah-ibadah tertentu atau mengadakan ritual-ritual khusus yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan mengkhususkan bulan tersebut dengan amal ibadah tertentu -seperti shalat raghaib, puasa Rajab, menyembelih hewan, dan lainnya- merupakan kebid’ahan dan kemungkaran yang telah dianggap baik oleh sebagian (besar) umat Islam.

Sebagian kaum muslimin berniat baik untuk menyemangati kaum muslimin dalam beramal dengan menyebarkan berbagai hadits fadhail a’mal/keutamaan beramal namun ternyata caranya salah karena tidak mempedulikan apakah hadits yang dibawakan shahih atau lemah atau bahkan palsu.

Oleh karena itu, niat baik tidak menjamin bahwa amalnya baik dan diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan demikian menebarkan kepalsuan dan kedustaan adalah dilarang karena akibatnya adalah murka Allah. Semua itu harus diluruskan dan jangan sampai dibiarkan berlarut-larut. Minimal dimulai dari diri kita, kemudian keluarga, dan seterusnya.

Sehingga sikap kita terhadap semua ini hendaklah berpuasa sunnah seperti biasa. Beribadah lainnya pun tidak usah berlebihan. Allah dan Rasulnya pun tidak menghendaki manusia bersikap berlebihan.

Apabila suatu ibadah tidak berdasarkan yang dicontohkan Rasulullah, maka pekerjaannya itu sia-sia. Apalagi mengatasnamakan Rasulullah, tentu jaminannya adalah kepedihan di akhirat. Nauzubillah.
Wallahu a’lam

0 Response to "Amalan-amalan di Bulan Rajab"

Post a Comment