Ketika Jiwa Masih Terjajah

MERDEKA... itulah sebuah kata yang diidamkan setiap insan. Merdeka yang berarti terbebas dari berbagai belenggu. Merdeka mengandung makna terbebas dari berbagai penjajahan. Merdeka berarti bebas dari segala tekanan dan kekerasan. Merdeka berarti mendapatkan ketentraman jiwa.

Sekarang apakah sudah mendapatkan kemerdekaan? Secara lahir bangsa Indonesia memang telah mendapatkan kemerdekaan walau masih ada beberapa kalangan yang masih tertekan secara fisik. Kemiskinan masih saja menjadi kambing hitam. Kemiskinan menyebabkan kalangan tertentu merasa dirinya masih terjajah.

Diri yang masih terjajah bukan hanya secara fisik saja. Penjajahan secara ruhiyah masih berlangsung meski secara lahir telah merdeka. Jiwa-jiwa masih saja terjajah. Bukanlah penjajahan seperti yang dibayangkan oleh kebanyakan orang. Penjajahan ini adalah penjajahan jiwa yang masih sedang berlangsung hingga sekarang.

Siapakah orang yang masih mengalami penjajahan jiwa. Ketika jiwa masih terjajah orang ini hilang ketenangan. Ketika jiwa masih terjajah akan hilanglah akal sehatnya.

Siapa yang menjajah atau apa yang masih menjajah. Yang masih menjajah adalah dirinya sendiri. Yang membuat diri masih terjajah adalah dia mempersilakan hawa nafsu menjajahnya. Ketika hawa nafsu menjajah maka hilangkan kebenaran. Akan tertolak segala kebenaran dari hidupnya.

Ketika Jiwa Masih Terjajah

Ketika jiwa masih terjajah dia akan merasa benar sendiri dan menyalahkan orang lain. Ketika jiwa masih terjajah, nasehat apapun akan mental karena hatinya telah terkunci. Telinganya disumbat sedangkan mulutnya menganga menjulurkan lidah.

Kapankah penjajahan ini berakhir. Penjajahan sesungguhnya akan berakhir ketika jiwa tak lagi dijajah oleh hawa nafsu. Penjajahan akan berakhir ketika sang hamba dekat dengan yang Maha Pencipta. Ketika sekalian manusia merasa diri beriman kepada-Nya dan bertakwa kepada-Nya.

Ketika jiwa tak lagi terjajah, niscaya ketentraman akan hadir di dalam dirinya. Kesulitan akan mendapat kemudahan. Kesempitan akan mendapat kelapangan. Ketika jiwa tak lagi terjajah, tiada lagi permusuhan. Yang ada hanyalah kasih sayang. Saling melindungi antar makhluk. Tidak ada jarak antar miskin dan kaya. Tak ada jarak antar raja dan rakyat. Tak ada lagi jarak antar tuan dan karyawan. Tak lagi ada jarak antar bangsawan dan jelata.

Apakah kita sudah merdeka? Silakan tengok ke dalam diri kita sendiri. Niscaya akan kita dapati penilaian tentang diri dan tentunya akan mengetahui seberapa merdeka diri kita ini. MERDEKA...

0 Response to "Ketika Jiwa Masih Terjajah"

Post a Comment