“Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” (QS. Muhammad: 19)
Dari ayat tersebut kita dapati kata “ilah” yang mengandung makna sesembahan dan sering kita sebut dengan kata Tuhan. Dengan demikian ayat di atas mengandung maksud bahwa yang berhak di sembah oleh setiap mahluk di bumi, siapapun, dari jenis apapun, dan di manapun tempat mahluk itu berada adalah Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan, pencipta alam semesta.
Dialah Allah SWT penguasa langit dan bumi, raja yang kekal abadi. Tak mungkin ada sesuatu yang menandinginya walaupun mereka bersekutu menciptakan sesuatu ciptaan-Nya yang Maha Sempurna sesuai dengan firman-Nya,
“Hai manusia, Telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (QS. Al-Hajj 73)
Apa yang dilakukan fir’aun, Namrudz, kum ‘ad, kaum luth, Abrahah, dan kaum lainnya yang menyekutukan Allah niscaya akan terpental jauh ketika membaca ayat di atas. Mereka, pembuat tandingan Allah ditantang untuk menciptakan sesuatu yang serupa dengan ciptaan-Nya, minimal yang kecil saja yaitu menciptakan seekor lalat. Walaupun para professor seantero jagat raya dikerahkan untuk membuatnya pasti tidak akan sanggup. Namun Allah memperingan tantangan-Nya itu dengan tidak melalui penciptaan lalat, tetapi mengembalikan sesuatu yang telah dicuri oleh lalat itu. Telah diketahui berapa kecil lubang penghisap lalat tersebut. Mereka pasti akan bingung menciptakan pipa elastis dan sangat kecil ukurannya agar tidak merusak organ tubuh lalat. Ternyata bukan itu saja letak kesusahannya. Menurut para ahli bahwa hewan seperti lalat dan serangga lainnya ketika telah memperoleh makanan maka makanan itu akan lansung mengalami proses pembakaran untuk dijadikan energi dalam waktu tiga detik. Terus juga kesediaan waktu sanga terbatas untuk menangkap lalat, dengan cara membus, menjaring dan sebagainya pasti membutuhkan waktu lebih dari tiga detik. Ditambah lagi ketika memasukkan yang sangat pipa kecil dan elastis pada rongga penghisap lalat pasti membutuhkan alat lain seperti mikroskop maka sangat mustahil akan mengembalikan apa yang lalat tersebut curi bisa kembali sesediakala tanpa mencederai lalat itu dalam waktu sesingkat itu. Salah-salah ketika menyedot makanan yang dicuri lalat tersebut yang kesedot bukan makanannya melainkan usus-ususnya juga yang kesedot. Tewaslah lalat itu menjadi korban penganiayaan. Oh malang nian…
Di ayat berikutnya menjelaskan bahwa, “Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al-Hajj: 74)
Betapa produk manusia tidak ada apa-apanya karena memiliki masa kadaluarsa tapi lihat segala ciptaan Allah semua bisa tahan lama bahkan ada yang dapat berkembangbiak. Olehkarenanya kita jangan sampai memiliki sifat sombong. Baru lulus S3 (SMA) saja sudah merasa lebih dari orang lain apalagi setelah setingkat doctor, professor, de-es-te-nya.
Pembukaan
BAB 1 - BAB 2 - BAB 3 - BAB
BAB 5 - BAB 6 - BAB 7
BAB 8 - BAB 9
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Mengenal Allah Modal Utama Kuatkan Iman dan Taqwa"
Post a Comment