Jumpa Penulis Nasional

Jumpa Penulis Nasional di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Tidak nyangka bisa lihat dan dapatkan ilmu langsung dari para penulis nasional terbaik.

Tidak nyangka juga, saya jadi bagian dari tim penyelenggaranya. Masya Allah. Allah selalu beri jalan buat mewujudkan sebuah cita-cita saya yang belum pernah tercapai sebelumnya.

1000 lebih penulis telah berikrar bersama. 1000 penulis, bukan hanya dari nusantara saja, tetapi ternyata ada yang berasal dari negara tetangga.
Jumpa Penulis Nasional di Taman Ismail Marzuki Jakarta

Dalam acara tersebut menghadirkan 7 penulis buku Best Seller Nasional yang sudah punya banyak jam terbang. Jadi beruntung buat yang bisa hadir sebab jarang ada kesempatan seperti ini.

Baik, inilah mereka, orang-orang yang sudah menginspirasi di Jumpa Penulis Nasional. Mungkin Anda sudah mengenalnya, tidak usah lanjut bacanya.

Asma Nadia, sejak kecil sudah biasa nulis, mulai dari nulis cerpen dan puisi untuk mengisi media sekolah.

Dia sempat kuliah di IPB. Namun di saat padatnya kesibukan kuliah, Asma Nadia sakit sehingga harus beristirahat dan tidak bisa menamatkan kuliahnya.

Meskipun sakit Asma tidak hilang semangat menulisnya. Orang-orang yang menyayanginya, kerabat dan sahabat senantiasa memberikan dorongan kepada dia untuk tetap semangat menulis.

Asma aktif mengirimkan karya-karyanya ke media massa. Bukan hanya fiksi yang dia tulis, tetapi dia pun menulis puisi, lirik lagu dan lainnya.

Berbagai penghargaan diraihnya.
Keliling dunia, sekitar 59 negara pernah dia kunjungi dengan wasilah menulisnya. Diundang ke beberapa negara sebagai bintang tamu untuk memberikan seminar yang diselenggarakan oleh KBRI.

Mendirikan Forum Lingkar Pena
Mendirikan ratusan Rumah Baca yang sudah tersebar di nusantara
Mendirikan penerbitan buku sendiri

Beberapa novelnya sudah difilmkan dan banyak menginspirasi banyak orang.

Sekarang Asma telah menulis novel yang ke-54. Novel paling tebal yang pernah dia tulis dengan judul "Bidadari untuk Dewa" klik bidadariuntukdewa.com yang telah  dilauching dalam acara Jumpa Penulis di Taman Ismail Marzuki Jakarta 15 Oktober 2017

Jadi ingat film India kalau dengar nama novelis ini. Tere Liye. Itu nama penanya, kalau nama aslinya ya Darwis.

Pria kelahiran Sumatera Selatan ini sudah banyak nulis novel. Sudah difilmkan di layar lebar juga. Seperti Hafalan Shalat Delisa yang populer beberapa tahun lalu.

Judul novel lainnya Rindu, Pulang, Bulan, Hujan. Cuma gitu doang tapi Best Seller 😁

Orangnya dikenal santai banget. Suka pakai kaos oblong, sweater, kupluk, dan sepatu kets. Pernah saat diundang talkshow, dia pakai sandal jepit.

Sebagai sastrawan punya ciri khas tersendiri. Dari penampilan sampai kepiawaiannya dalam merangkai kata. Sampai-sampai hampir tiap hari bermunculan status di media sosial pakai quote dari novelnya.

Bang Fai, lengkapnya Ahmad Rifai Rifan. Lahir di Lamongan, Sekolah di Lamongan, kuliah di Surabaya, dan pernah bekerja sebagai Engineer. Sekarang berwirausaha, nulis, ngisi seminar.

Penulis muda yang buku-bukunya best seller, seperti, Man Shabara Zhafira; Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk; God, I Miss You, dll. Di usia 25 tahun sudah 40 buku dan 27 tahun sudah 50 buku yang ditulisnya.
Rifa'i menulis buku dalam waktu 1-2 minggu saja, itu juga sambil kerja siangnya. Bahkan pernah menulis buku cuma dalam waktu 3 hari, dan itu best seller.

Keren banget 😱

Masih muda sudah jadi miliarder. Apalagi sekarang, sudah banyak yang terinspirasi dengan perjalanan hidupnya. Di bawah usia 30 tahun sudah kaya.

Tentu tidak instan untuk bisa seperti itu. Ada suka dan duka di setiap langkah perjalanan.

Dewa Eka Prayoga, nama yang tidak asing lagi di kalangan pengusaha.

Dia anak tunggal yang yatim sejak kecil. Dibesarkan oleh Ibu yang selalu menyayanginya.

Tekanan ekonomi membuat dia lebih dewasa. Disiplin membuatnya kaya di usia muda. Pernah terlilit hutang ratusan juta. Itu sudah lunas.

Tapi ada ujian selanjutnya. Dewa kembali terlilit hutang mencapai 8 miliar di usia 18 hari pernikahannya. Cacian, cemoohan, hadir bukan hanya dari luar, tetapi dari keluarga sendiri. Ini mengancam mereka berpisah mengingat usia pernikahannya yang masih baru.

Tapi pertolongan Allah, megaruniakannya seorang bidadari yang selalu setia menemani. Dia selalu meyakinkan suaminya bahwa ujian ini bisa mereka lewati, atas izin Allah.

Dewa meyakinkan keluarga dan orang yang selalu menagih hutang padanya bahwa dia pasti melunasinya.

Di saat dia dalam titik nadzir, ujian lainnya pun hadir. Pernah Dirawat di ICU dan divonis dokter bahwa hidupnya tidak akan lama lagi.

Namun keyakinan yang tertanam baik di hatinya bahwa rencana Allah itu selalu indah. Segalanya akan indah pada waktunya.

"Dulu Saya pernah bangkrut, hampir 8 miliar, 18 hari pasca nikah, rentan pisah, hampir saja. Love u Wiwin Supiyah 😘", Ujar dia dalam channel telegramnya

Dewa Eka Prayoga dan bidadarinya, Wiwin Supiyah berjuang dengan penuh keyakinan dan kesabaran. Meyakini bahwa ini adalah tanda kasih sayang Allah kepada mereka.

Keyakinan dan kesabaran menjalani ujian berat dalam perjalanan hidupnya, kini telah berubah, berbuah kesuksesan dan kebahagiaan.

Kisahnya telah banyak menginspirasi banyak orang yang ingin berjuang untuk keluarganya. Menginspirasi mereka yang ingin memperbaiki nasibnya menjadi lebih baik.

Tendi Murti, penulis buku Best Seller Nasional, Bukan Sekedar Nulis, Pastikan Best Seller". Dia ingin menelurkan 1000 penulis muda lewat KMOIndonesia. Nyatanya sekarang malah lebih dari 1000 penulis dalam waktu kurang dari 3 tahun, sudah menjadi alumninya.

Tendi, sebagai penulis sukses, Mau-maunya membeberkan ilmu dan rahasia kepenulisannya secara cuma-cuma. Pantas saja, banyak penulis yang terinspirasi dan penulis baru, lahir setiap hari.

Hidup sederhana, sudah biasa. Sejak kecil, Helvy Tiana Rosa diajarkan untuk hidup bersahaja oleh kedua orang tuanya.

Kebiasaan membaca sudah ditanamkan sejak kanak-kanak. Sebagaimana ditanamkan pula kepada kedua adiknya, Asma Nadia, dan Aeron Tomino.

Saat usia SD, Helvy sering berkunjung ke tempat persewaan buku, hanya melihat-lihat judul dan jenis-jenis buku.

Di tengah keterbatasan ekonomi, Helvy tidak menyerah. Dia mampu mengumpulkan buku-buku hasil tabungannya yang kemudian disewakan kepada teman-temannya. Hobi membaca ini dia tularkan pula kepada adiknya.

Bukan hanya membaca, dia juga aktif menulis puisi dan cerpen lalu mengirimkan ke redaksi majalah anak. Benar saja, tak ada perjuangan yang sia-sia, karya Helvy banyak dimuat di majalah anak-anak yang kemudian semakin menyemangatinya untuk terus menulis dan memberikan contoh bagi adik-adiknya.

Sudah banyak prestasi yang telah Helvy raih. Puluhan penghargaan telah dia dapatkan, mulai dari tingkat nasional hingga internasional.

Helvy mengaku bahwa bakat adalah bonus yang diberikan oleh Allah, tinggal bagaimana individu tersebut mengasah dan melatih bakatnya.

Banyak tulisannya yang telah menginspirasi masyarakat. Diantara karyanya yaitu novel "Ketika Mas Gagah Pergi" yang menjadi salah satu buku Best Seller dan sudah naik di layar lebar.

Yang suka bisnis, nama yang satu ini pasti tahu. Ippho Santosa. Dia seorang pengusaha, penulis, dan trainer internasional. Dia dikenal publik sebagai pakar otak kanan, penulis buku mega-bestseller yang memenangkan penghargaan MURI.

Buku-bukunya menjadi wajib dibaca oleh para wirausahawan. Sangat cocok dibaca

Salah satu karyanya yang sangat fenomenal adalah buku 7 Keajaiban Rezeki. Buku tersebut sangat mencerahkan dan memotivasi banyak orang.

Dia selalu memberikan motivasi agar menjadi muslim yang kaya dan kuat dengan mengedepankan aspek spiritual, seperti sedekah, berbakti kepada orang tua, menikah, tidak dengki, iri, dendam, dan lain-lain.

0 Response to "Jumpa Penulis Nasional"

Post a Comment